Oleh : Aris Munandar
Kalurahan Karangsari merupakan salah satu Kalurahan di wilayah Kapanewon Pengasih, Kulon Progo dengan luas wilayah 1.054,0885 Ha memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 20 m diatas permukaan laut yang terdiri dari 12 Pedukuhan, 68 RT, dan 30 RW.
Data awal yang didapat dan dihimpun di sini oleh Pusat Rehabilitasi Yakkum pada awal tahun 2022, ada lebih dari 70 Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) dengan berbagai ragam kategori (ringan, sedang, maupun berat) dan diagnosis.
Terbentuk Kelompok Swabantu
Sejak bekerjasama dengan Pusat Rehabilitasi Yakkum pada tahun 2022, Kalurahan Karangsari berkomitmen membentuk dan mendampingi orang dengan disabilitas psikososial maupun keluarganya.
Kelompok Swabantu di Kalurahan Karangsari pada mulanya terbentuk berangkat dari tingginya jumlah orang dengan disabilitas psikosoial, yakni paling tinggi ditingkat Kapanewon. Selain itu, minimnya anggaran yang dikeluarkan bagi pemberdayaan, hingga tingginya stigma terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa yang ada dimasyarakat.
Pada awalnya anggota kelompok terdiri dari 12 orang dengan disabilitas psikososial beserta keluarganya, kemudian pada bulan Oktober telah resmi memiliki nama Kelompok Swabantu Ngudi Waras. Kelompok ini secara rutin di dampingi oleh Kader Kesehatan Jiwa yang sudah dilatih, Pemerintah Kalurahan, Puskesmas, Babinsa, hingga Bhabinkamtibmas.
Tujuan dibentuknya kelompok swabantu ini adalah sebagai wadah dan jembatan bagi orang dengan disabilitas maupun keluarga sebelum kembali dan mengembangkan diri di masyarakat.
Dukungan Lintas Pihak
Pusat rehabilitasi Yakkum pada fase-2 melalui proyek kesehatan jiwa Ceplery menambah wilayah dampingan baru diwilayah kapanewon Pengasih, termasuk di Kalurahan Karangsari. Proyek yang dikerjakan untuk mendorong adanya rehabilitasi berbasis masyarakat dengan tujuan dan meningkatkan peran serta semua elemen masyarakat dalam menyelesaian persoalan dan mendukung pemenuhan hak-hak disabilitas.
Sebagai pihak pertama, Kalurahan Karangsari sangat terbuka dan sudah menunjukkan komitmen dukungannya melalui anggaran yang disediakan bagi kelompok swabantu Ngudi Waras.
Anggaran pada tahun 2023 digunakan untuk keperluan pertemuan kelompok, pemberdayaan hingga mobilitas kegawatdaruratan. Selain anggaran, pemerintah kalurahan rutin memberikan dukungan moral seperti kunjungan rumah, pemantauan minum obat hingga pengurusan identitas dasar, baik Kartu Tanda Penduduk, BPJS dan jaminan sosial lainnya.
Kemudian, sebagai pihak yang menangani kesehatan di masyarakat, Puskesmas Pengasih II mulai aktif mendampingi kelompok swabantu, hal ini juga dianggap mempermudah dalam mengkoordinir dan pemantauan secara kelompok.
Sebelumnya, Program Jiwa Puskesmas berkutat pada terapi medis atau pengobatan dan belum optimalnya anggaran bagi pemberdayaan disabilitas psikososial dikarenakan minimnya regulasi yang mendukung hal tersebut.
Setelah bekerjasama dengan Pemerintah Kalurahan dan pusat rehabilitasi Yakkum, Puskesmas setiap bulan rutin terlibat dalam pertemuan kelompok swabantu hingga koordinasi rutin dengan kader kesehatan jiwa.
Selain terapi secara medis, kegiatan yang dikerjakan lintas pihak ini juga menjadi terapi sosial bagi orang dengan disabilitas psikosoial dan keluarganya.
Terapi Aktivitas Kelompok
Salah satu kegiatan yang rutin yang dilakukan oleh puskesmas yang bekerja sama dengan pemerintah kalurahan dan pusat rehabilitasi YAKKUM adalah terapi aktivitas kelompok (TAK). Kegiatan ini melibatkan Orang Dengan Disabilitas Psikososial (ODDP) beserta keluarga dengan tema harapan dan hambatan yang dialami selama ini.
Pada kegiatan ini peserta menuliskan apa yang menjadi harapan, cita-cita atau keinginan secara pribadi dan kemudian menempelkan pada sebuah kertas berbentuk pohon dengan filosofi supaya menjadi tumbuh dan berkembang. Selain itu, peserta juga menuliskan apa yang menjadi tantangan atau hambatan dalam mencapai keinginannya.
Pada proses ini peserta menuliskan diselembar kertas dan ditaruh didalam keranjang sampah dengan filosofi hambatan atau tantangan ini dapat dibuang dan dilalui. Strategi menulis dan bercerita ini menjadi efektif meski sederhana supaya mampu mengenali diri, berani mengemukakan pendapat dan saling memberi masukan.