Desa Karangsari (19/10/2020) Tim pengampu program kesehatan lingkungan Puskesmas Pengasih II, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta selenggarakan pertemuan di pendopo Balai Desa Karangsari dalam rangka me-refresh kembali program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang telah dideklarasikan Desa Karangsari sejak 2019.
Dalam kesempatan tersebut Suparmanto, SKM dari Puskesmas Pengasih II turut mensosialisasikan inovasi program dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan lingkungan yang diberi nama INOVASI NABUH GAMELAN.
Bak gayung bersambut, NABUH GAMELAN yang direncanakan akan diterapkan sebagai piloting di Bank Sampah "Beringin", Pedukuhan Ringin Ardi, diterima dengan sukacita oleh segenap pemangku kepentingan.
Dari unsur pemerintah desa hingga pengurus Bank Sampah, natural leader STBM, kader kesehatan, serta tokoh masyarakat di Karangsari menyambut positif ide inovasi tersebut.
Nabuh Gamelan merupakan kepanjangan dari Nabung Uwuh Gawe Merteni Lingkungan. Sebuah konsep pembangunan kesehatan lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan Bank Sampah.
Dari segi tata bahasa Jawa NABUH artinya membunyikan, sedangkan GAMELAN adalah kombinasi beberapa alat musik tradisional Jawa yang dimainkan secara harmonis.
Nabuh Gamelan adalah budaya Jawa yang dilakukan dengan membunyikan atau memainkan berbagai alat musik tradisional (Gamelan), untuk menghasilkan sebuah harmoni yang indah.
Dalam konsep pembangunan kesehatan lingkungan di desa, Nabuh Gamelan di sini bermaksud mengoptimalkan berbagai potensi desa (Potensi Sumber Daya Manusia, Kelompok Masyarakat, maupun potensi sampah itu sendiri) melalui pengembangan dan pengelolaan Bank Sampah, untuk memberikan sebesar-besar manfaat bagi kesejahteraaan masyarakat, khususnya derajat kesehatan.
Nabuh Gamelan merupakan pengejawantahan konsep pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan atau sering disebut Sustainable Development. Yakni proses pembangunan yang sangat penting dilakukan oleh setiap individu melalui optimalisasi manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia, dilakukan dengan penyelarasan sumber alam dan manusia itu sendiri.
Secara konseptual pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan transformasi progresif dan terintegrasi terhadap struktur sosial, budaya, dan ekonomi.
Inovasi Nabuh Gamelan dilaksanakan di Bank Sampah desa dalam rangka menindaklanjuti program Desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat). Tahapan plaksanaan program STBM adalah :
Setelah semua proses dan tahapan program STBM dilalui, terciptanya pelaksanaan 5 Pilar STBM yang berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, dibutuhkan kegiatan pemantik agar implementasi berjalan lebih optimal.
Dari sisi tata bahasa, Inovasi Nabuh Gamelan mencerminkan penggunaan idiom bahasa Jawa yang memiliki filosofi dan nilai-nilai budaya yang sangat tinggi.
Pelestarian tradisi budaya yang masih hidup ditengah masyarakat desa menjadi segmen utama pelaksanaan kegiatan inovasi Nabuh Gamelan. Seperti gotong-royong yang merupakan bagian dari upaya menjaga hubungan dan kepedulian sosial kemasyarakatan, kerukunan, saling membantu, dan tolong menolong. Inovasi Nabuh Gamelan juga menginisiasi lahirnya budaya desa adaptif berwawasan kesehatan.
Sebuah kegiatan Inovasi yang tidak memberi manfaat ekonomi biasanya kurang mendapat sambutan masyarakat. Inovasi Nabuh Gamelan yang diterapkan dalam ruang lingkup Pengelolaan Bank Sampah, berupaya menghadirkan sisi manfaat ekonomi secara langsung bagi pengurus dan nasabahnya, juga bagi masyarakat luas dengan menciptakan lapangan kerja serta melalui kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Diantara kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam inovasi Nabuh Gamelan :
Sejalan dengan proses monitoring dan evaluasi implementasi 5 Pilar STBM di tataran masyarakat, tujuan Inovasi Nabuh Gamelan adalah untuk