Kangsri News(6/9). Gelaran Kompetisi Budaya Permainan Tradisional kecamatan Pengasih Nglarak Barak di gelar hari ini Minggu 6-9-2019, di lapangan Ngripung, Serang Sendangsari. Kompetisi tersebut diikuti 7 Desa yang ada di wilayah kecamatan Pengasih. Acara yang digelar atas kerjasama Dinas Kebudayaan Kulon Progo dan Forum Komunikasi Karang Taruna Kecvmatan Pengasih juga dimeriahkan dengan Pentas Seni Jathilan Bekso Turonggo Wulung.
Menurut Joko Mursito, S.Sn., M.A yang dikutip dari laurajulia17.blogspot.com arti Nglarak Barak adalah mendatangi orang atau sesuatu dengan menggebu-gebu dan penuh keberanian karena tidak terima dengan kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, maka harus dientaskan dengan semangat yang tinggi. Permaianan ini pernah mewakili Indonesia dalam ajang The Association For International Sport for All (TAFISA) World Games 2016 beberapa waktu yang lalu.
Kompetisi Nglarak Blarak yang diadakan di 12 Kecamatan di Kulon Progo, selain bertujuan untuk kompetisi dan melestarikan Budaya yang berwujud permainan. Namun jauh dari itu Gelaran Kompetisi Nglarak Blarak untuk menekan kebiasaan penggunaan Gadget di Masyarakat. Saat ini disadari banyak orang bahwa intensitas terhadap penggunaan gadget lebih banyak dari pada budaya tegur sapa secara langsung.
Apalagi dikalangan remaja yang lebih senang memain Game online di HP lebih banyak daripada memainkan Permainan tradisional seperti Gobak Sodor, Kasti, Delikan, sekongan, Gatheng dan lainnya. Bahkan dulu sebelum era Milenial tahun 2000 an, permainan tradisional itu masih banyak dimainkan dianak-anak pedesaan. Setidaknya dengan adanya Kompetisi Nglarak Barak kebiasaan Phubing atau penggunaan Gadget dalam beberapa jam dapat dikurangi.
Permainan Nglarak Blarak yang aslinya berasal dari kecamatan Kokap yang konon ceritanya dimainkan anak-anak biar tidak bosan saat menunggu Bapaknya menyadap Nira. Permainan Nglarak Blarak Saat ini dikemas menjadi kompetisi yang menarik dan berjenjang mulai dari Desa sampai Kabupaten.
Kemajuan Teknologi memang tidak dapat dihindari, apalagi era sekarang perubahan Teknologi Informasi memasuki era kemajuan yang pesat dan cepat. Jika dulu telpon dan SMS sudah terbilang maju, sekarang orang berkomunikasi sudah banyak menggunakan fasilitas Video Call sehingga serasa taka da jarak lagi. Teknologi boleh maju sesuai eranya tapi jangan tinggalkan budaya permainan yang ada di sekitar kita. Setidaknya anak-anak sekarang harus tetap mempermainkan budaya permainan yang mengakar di daerah kita, agar tidak menjadi sebuah cerita di masa yang akan datang.(Dnt)