You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan Karangsari
Kalurahan Karangsari

Kap. Pengasih, Kab. Kulon Progo, Provinsi Di Yogyakarta

Selamat Datang Di Situs Resmi Pemerintah Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Sejarah #3 Keberadaan Goa Batu Jonggol

Administrator 21 September 2019 Dibaca 1.536 Kali

Seperti yang kita ketahui saat ini, bahwa Goa Batu Jonggol terletak di Dusun Gunung Pentul Desa Karangsari. Berdasarkan informasi Goa Batu Jonggol memiliki panjang sekitar 80 meter, lebar sekitar 1,5 meter, tinggi 2 sampai 3,5 meter, dan ketebalan sekitar 25 meter ke atas, merupakan Goa peninggalan orang-orang Belanda dan Jepang.

Tentunya ada cerita kenapa Goa tersebut dibuat, dan apa fungsinya?

Sekitar tahun 1940 sampai 1941, tepat pada masa penjajahan Belanda ada seorang bos besar bernama Nyan Pietier Nyanvin yang memimpin pembuatan Goa tersebut. Pembuatan Goa tersebut bukan tanpa alasan, yaitu berkaitan dengan kegiatan penambangan mangaan. Lebih menariknya lagi proses pembuatan Goa Batu Jonggol tersebut sudah menggunakan alat yang bisa dikatakan sudah modern, alat tersebut disebut Sniper (Alat penembak tanah).

Bekas tambang mangaan di Kulon Progo yang paling maju pada Jaman Belanda terdapat di Dusun Kliripan, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap. Dan Berkaitan dengan Goa Batu Jonggol itu adalah adanya rencana untuk fasilitas pengangkutan mangaan tersebut dari Gunung Pentul ke Dusun Wono Kembang.

Seperti yang terdapat pada Goa Batu Jonggol itu adalah sisa-sisa bantalan rel kereta lori (kereta pengangkut mangaan), namun Goa Batu Jonggol tersebut belum sempat digunakan. Sampai berganti pimpinan/mandor dari warga pribumi yaitu mbah Mangun, dan ada bos besar lagi bernama Bernard.

Setelah berakhirnya kepemimpinan mbah Mangun pada tahun 1941,dilanjutkan oleh mbah Saul Latuparisa (orang pribumi keturunan Belanda) dan di tahun 1942 dilanjutkan oleh Pak Wir Jemono, dan pada tahun tersebut setelah Jepang menjajah Indonesia,penambangan mangaan tersebut terhenti. Kebetulan pada saat penutupan tersebut Bpk Wir Jemono mempunyai anak yang baru lahir, maka untuk mengenang penutupan tambang anaknya diberi nama Suprai Break (Ngasone Pabrik).

Kemudian pada tahun 1955 sampai dengan 1958 penambangan tersebut berjalan kembali yang di kerjakan dengan sitem kontrak dari berbagai negara(Malaysia,Jepang,Belanda). Dilanjutkan pada tahun 1960 sampai dengan 1965 penambangan tersebut di kuasai oleh pemborong besar dari Cina. Dan penambangan berhenti pada saat Gestapu (G30S PKI).

Dan pada akhirnya Goa Batu Jonggol tersebut ditutup oleh pemilik tanah dengan alasan banyaknya hewan buas yang bersarang di Goa tersebut.

Berlanjut pada Agustus 2016,di prakarsai oleh Bpk.Sumarna S.Pd. dan Bpk Ahmat Efendi serta seluruh masyarakat sekitar memutuskan untuk membuka kembali Goa Batu Jonggol dan Puthuk Pentul. Dengan tujuan sebagai objek wisata di Dusun Gunung Pentul. Objek wisata ini bukan semata-mata untuk rekreasi tapi lebih kepada wisata sejarah, alam, dan budaya di Dusun Gunung Pentul Desa Karangsari Kecamatan Pengsaih Kabupaten Kulon Progo.

Dibukanya kembali Goa Batu Jonggol tentunya membuat warga sekitar khususnya Karangsari mendadak terkejut karena sebelumnya tidak banyak yang tahu bahwa di Dusun Gunung Pentul terdapat sebuah Goa bersejarah. Ditambah lagi dengan warga yang mengetahui dengan pasti cerita sejarah Goa Batu Jonggol sudah banyak yang tutup usia.

Dari beberapa sumber sejarah yang didapat, akhirnya warga Dusun Gunung Pentul sepakat membentuk sebuah komunitas POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) yang diketuai oleh Bpk Sumarna S.Pd. dan Bpk Ahmat Efendi yang beranggota sekitar 50 warga masyarakat.

Sampai saat ini, adanya POKDARWIS ini sangatlah berpengaruh besar terhadap kondisi Goa Batu Jonggol pada saat ini, dari sebelumnya yang sangat apa adanya sekarang Goa Batu Jonggol sudah menunjukan banyak perbaikan dengan tidak merubah keaslian Goa tersebut. Banyak terdapat tanaman hias di area sekitar Goa, dan akses jalan untuk menuju ke Goa juga semakin mudah.

Selanjutnya dengan banyak harapan dari POKDARWIS atas keberadaan Goa Batu Jonggol tersebut, akhirnya sampai pada kerjasama dengan Pemerintah Desa Karangsari, yang saat ini sudah memberikan banyak dukungan, fasilitas, dan pengarahan untuk kelanjutan dibukanya objek wisata tersebut.

Tentunya pemerintah desa tidak akan main-main dengan potensi besar ini, selain sudah mendapat banyak dukungan dari masyarakat Desa Karangsari, Pemerintah Desa juga memberikan kepercayaan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUM Dsa) Binangun Karangsari untuk mengelola objek wisata Goa Batu Jonggol tersebut menjadi lebih maju lagi bersama warga Dusun Gunung Pentul dan POKDARWIS khususnya.

Salah satu bentuk kerjasama Pemerintah Desa Karangsari, BUMDesa dengan Pokdarwis Gunung Pentul yang sudah dijalankan, adalah adanya program Inovasi Desa. Dengan adanya banyak potensi perdagangan dari warga Karangsari, Program Inovasi Desa dilakukan dengan membuka kegiatan Pasar UMKM di area objek wisata Goa Batu Jonggol, antusias warga sangat tinggi dengan banyaknya pengusaha UMKM yang perpartisipasi. Dan kegiatan ini tidak akan berhenti begitu saja, karena Pemerintah Desa Karangsari, BUMDesa Karangsari dan Pokdarwis Gunung Pentuk sudah sepakat untuk membuka Pasar UMKM ini setiap selapanan (sebulan sekali).

 

Harapan kita semua dengan dibukanya Objek wisata Goa Batu Jonggol ini pastinya dapat memperbaiki perekonomian Desa Karangsari, khususnya Pemerintah Desa dan masyarakat. Dan dapat membawa Desa Karangsari menjadi desa yang lebih maju,dapat menjadi contoh untuk desa-desa yang lainya.

 

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Desa Krangsari,BUMDesa Karangsari, Pokdarwis Dusun Gunung Pentul,dan Nara sumber sejarah (Bpk Suparman,  Bpk Sumarna S.Pd. Bpk Ahmat Efendi, Bpk Kalim, Bpk Jemingin Karto Wiyadi, Bpk Cokro Amijoyo, Mbah H.Sakijo Moh Hasan, Bpk Suryadi, Mbah Mangun)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp1,743,363,971 Rp1,873,569,697
93.05%
Belanja
Rp2,758,756,202 Rp2,983,190,231
92.48%

APBDes 2023 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp105,950,000 Rp194,581,207
54.45%
Hasil Aset Desa
Rp24,946,560 Rp22,473,703
111%
Dana Desa
Rp1,473,021,000 Rp1,473,021,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp139,446,411 Rp183,493,787
76%

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,041,477,574 Rp1,178,679,983
88.36%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,237,885,628 Rp1,246,720,824
99.29%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp37,477,000 Rp104,101,224
36%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp290,716,000 Rp296,238,200
98.14%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp151,200,000 Rp157,450,000
96.03%