Jaman sekarang, berswafoto itu diistilahkan Selfie. Sedangkan sifat orang yang sukanya selfie disebut Narsis. Lalu siapakah Narsistik dan Narsih?
Jangan marah dulu ya kawan!, kalau di-antara kalian kebetulan ada yang merasa dekat dengan nama-nama itu. Ini hanyalah part pembuka cerita. Tapi bukan sebuah cerpen, ya!
Bunga Bakung/Narcissius | pixabay.com
Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Ini hanyalah antara gaya penulisan sebuah cerita itu sendiri.. Suweer..!
Asal Mula Kata Narsis Hingga Menjadi Budaya di Medsos
Kata Narsis, konon ber-asal dan ber-mula dari nama seorang dewa yang bernama Narcissius. Dalam mitologi budaya Yunani (Bukan budaya di medsos), dikenal sebagai sosok pria yang sangat-sangat rupawan. Hingga ketampanannya itu membuat Narcissius sombong dan angkuhnya sungguh kelewatan.
Singkat cerita, Narcissius yang terkenal rupawan dan juga digandrungi banyak perempuan ini, berjalanlah di tepian telaga. Ia pun terpesona tatkala melihat bayangan dirinya di atas air telaga. Rasa bangga dan kecintaanya pada keadaan dirinya sendiri yang berlebihan itulah yang menyebabkan turunnya kutukan.
Singkat cerita, Narcisius pun akhirnya mati terkutuk di tepian telaga. Penyebabnya, Narcissius mati karena terlena oleh kekaguman dan kecintaan pada bayangan wajahnya sendiri yang tampan itu.
Akhir cerita, setelah Narcissius mati, tumbuhlah tanaman bunga-bunga yang di kemudian hari dikenal sebagai bunga Narsis atau bunga Narscissus.
Maka disebutlah Narsis, yang di jaman medsos ini kemudian lebih dinisbatkan kepada orang-orang yang secara berlebihan gemar mengekspose dirinya sendiri, merasa paling hebat, dan pendapatnya tak mau dikalahkan ketika menggunakan media sosial. Entah Facebook, Instagram, Whatsapp, Twitter, dan lain sebagainya.
Penisbatan seperti itu sebenarnya bisa dibilang salah kaprah, lho ya! Karena Narsis dalam arti hanya sekedar ingin menunjukkan eksistensi, dengan tetap menghargai eksistensi orang lain, itu juga bisa menjadi sesuatu yang penting.
Bahkan, bisa saja Narsis (Gagasan, Ide, Pendapat, Momentum) kita itu menginspirasi dan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
Sesungguhnya yang kita bicarakan panjang lebar di atas itu lebih tepat disebut Narsistik.
Makanya, :
Jangan Gagal Paham Lagi, Membedakan Narsis dan Narsistik, Ya!
Dalam dunia psikologi dikenal istilah Narcissistic Personality Disober atau disebut Narsistik. Yakni, sejenis gangguan mental dimana seseorang merasa dirinya sebagai orang yang sangat penting berbanding orang lain, haus pujian serta memiliki kecenderungan tidak berempati kepada orang lain.
Orang yang mengalami gangguan Narsistik biasanya akan mengekspose dirinya secara berlebihan, sangat egois, dan tidak memiliki perspektif yang luas, hanya terkurung oleh cara pandangnya sendiri.
Nah!, Kalian sudah tidak gagal paham lagi kan sekarang? Apa itu Narsistik dan apa itu Narsis! Yang paham, pasti tidak akan pernah menudingkan jari pada siapapun atau orang disekitar kalian, apalagi menganggapnya Narsistik. Bisa-bisa kena kutuk seperti Narcissius kalian, kalau masih gagal paham.
Ini semua cukup digunakan untuk mengukur diri kita sendiri saja. Apakah diri kita selama ini dalam ber-medsos menjadi narsistik, atau sekedar narsis takut dibilang tidak eksis? Ataukah justru Narsis dengan tujuan agar menginspirasi orang lain.
Oh iya maaf, kawan! Sudah panjang kali lebar dalam menulis, sampai lupa belum membahas Narsih. Tapi gimana ya? Karena takut ada kesamaan nama, yang barangkali justru membawa pada sesuatu yang kurang bermanfaat, sebaiknya si Narsih kita lupakan saja dulu, ya!
Ingat! Ini bukan Cerpen tapi Cerita soal Selfie, Narsis dan Nartistik.
Salam Olahraga..
Hehehehe..
By:kamituwa@karangsari