Sampah plastik menjadi momok yang cukup diperhatikan akhir-akhir ini. Bukan hanya mengotori bumi saja, namun juga mengganggu makhluk hidup. Jadi, terobosan terbaru untuk mengubah sampah plastik menjadi BBM merupakan langkah dan harapan baru.
Mengubah wujud dari sampah palstik menjadi BBM sudah dilakukan dan dikembangkan oleh Pandji Prawisudha. Seorang pakar konversi energi dari ITB.
Penelitian ini sudah dilakukan olehnya pada beberapa waktu lalu. Jika dilihat, alat untuk melakukan reaksi ini cukup sederhana. Reaktor pirolisis yang terdiri dari tabung dua liter, kondensor, pompa air akuarium, thermocouple, dan wadah plastik saja.
Untuk proses pembuatan dari BBM ini pun juga sangat sederhana. Semua reactor di atas akan tersambung dengan pipa, tempat mengalirnya gas hasil pemanasan. Lalu berubah menjadi minyak.
Kinerja dari alat ini mengandalkan mekanisme pirolisis, atau proses memanaskan plastik tanpa oksigen dalam suhu tertentu. Plastik akan mencair dan berubah menjadi gas lalu mengalir melalui pipa melewati kondesor.
Didalam kondensor gas akan didinginkan sehingga berubah menjadi minyak atau biasa disebut dengan asap cair. Minyak inilah yang nantinya bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakan untuk kompor atau lampu minyak.
Sebagai Pengganti Minyak Tanah
Dari tabung berukuran 2 liter, alat ini mampu mengubah 200 gram bungkus sampah plastik menjadi 120 ml minyak. Dengan proses pemanasan selama dua jam saja.
Saat di uji coba, minyak hasil reaksi ini mampu untuk mendidihkan air sebanyak 200 ml dalam waktu kurang dari tiga menit saja.
Secara fisik minyak sampah plastik ini akan cocok untuk dipakai sebagai pengganti kerosin atau minyak tanah. Tidak untuk bensin. Karena minyak yang dihasilakan bersumber dari plastik yang sudah tercampur dengan zat lain. Hal ini tentu saja akan memiliki resiko jika digunakan pada kendaraan bermotor.
Adanya terobosan baru ini tentu saja akan membuat harapan baru untuk masalah sampah di Indonesia. Plastik yang harusnya membantu tidak lagi mengganggu, karena bisa difungsikan menjadi hal lain yang lebih bermanfaat. (Str)
Referensi : BBC News