You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan Karangsari
Kalurahan Karangsari

Kap. Pengasih, Kab. Kulon Progo, Provinsi Di Yogyakarta

Selamat Datang Di Situs Resmi Pemerintah Desa Karangsari, Pengasih, Kulon Progo, D.I. Yogyakarta

Miris! Asap diatas Archipelago State bernama Indonesia

Administrator 18 September 2019 Dibaca 833 Kali

Kangsri News(18/9). Indonesia merupakan sebuah bangsa dengan banyak Pulau, sekaligus negara yang memiliki luas lautan lebih banyak dibanding daratan. Sebuah archipelago state yang harus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknnya. Sudah 74 tahun Indonesia merdeka sebuah usia yang bisa disebut matang dan mampu untuk menjaga dan merawat segala macam tumbuhan yang ada di negeri ini.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia masih menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, kebakaran ini menimbulkan bencana kabut asap yang tentunya menganggu aktivitas warga dan kesehatan.

Hingga saat ini, pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadi salah satu bagian yang terus melakukan upaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla khususnya wilayah Kalimantan.

Dirjen Penegakan Hukum KLHK, Rasio Ridho Sani menyatakan akan mendorong pengenaan pasal berlapis ke pelaku pembakaran hutan, terutama dari korporasi. Pasal-pasal itu tidak hanya terkait UU Lingkungan, tetapi juga UU Kehutanan dan Perkebunan. Menurut Ridho, empat perusahaan yang kini sudah menjadi tersangka kasus karhutla adalah PT ABP, PT AEL, PT SKN dan PT KS. Tiga perusahaan pertama berlokasi di Kalbar. Sedangkan yang terakhir beroperasi di Kalimantan Tengah. Adapun menurut Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK, Ruandha Agung Sugardiman, selain El Nino yang membuat curah hujan minim, insiden kebakaran di Australia diduga turut membuat potensi karhutla di Indonesia membesar. "Memang kondisinya saat ini El Nino normal, tapi ini diperparah dengan adanya kebakaran di Australia yang arah anginnya sekarang dari tenggara menuju ke barat laut. Sehingga udara kering dari Malaysia menambah potensi terjadinya kebakaran ini," kata dia seperti dilansir Antara.

September 2019 lagi-lagi karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan) menjadi tranding topik pembahasan diberbagai media baik media online maupun cetak. Mengenaskan melihat paru-paru bumi harus dilahap habis oleh si jago merah tak bertuan. Merembet kesegala arah menimbulkan dampak negative bagi kesehatan mulai dari batuk dan iritasi tenggorokan. Hal ini bisa terjadi karena kadar ozon yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dalam sistem pernapasan. Gejala batuk-batuk dan perih di tenggorokan akan dirasakan beberapa jam setelah seseorang terpapar kabut asap. Ozon dapat terus membahayakan paru-paru, bahkan setelah gejala mengilang. Dampak selanjutnya adalah memburuknya gejala asma. Kabut asap buruk bagi kesehatan setiap orang apalagi bagi para penderita asma. Paparan polusi udara dan kabut asap dapat memperburuk gejala asma. Dari studi yang dipublikasikan oleh Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), sekitar 40 persen penderita asma akan mengalami serangan asma akut lebih banyak pada lingkungan berpolusi tinggi daripada lingkungan dengan polusi rata-rata. Ketiga, kabut asap dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Gejala kerusakan paru-paru dapat berupa kesulitan bernapas dan nyeri pada dada. Kerusakan paru-paru dalam jangka panjang dapat menimbulkan beberapa penyakit kronis seperti TBC, pneumonia, bahkan kanker paru-paru. (www.tirto.id)

Akibat kebakaran hutan jadwal penerbangan di Sumatera dan Kalimantan Juga terganggu karena jarak pandang yang terbatas sehingga membahayakan penerbangan, Maskapai seperti Garuda, Citylink, Lion yang mencatatkan kerugiannya akibat karhutla,belum lagi maskapai yang lainnya.

Belum lagi kerugian akibat hilangnya habitan satwa liar yang tidak bisa dinilai dengan uang. Yang memaksan satwa liar bersinggungan dengan manusia. Direktur Kebijakan dan Advokasi World Wildlife Fund (WWF) Indonesia, Aditya Bayunanda, menilai habitat satwa dilindungi tengah terancam akibat kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

"Ancaman terbesar untuk spesies, baik gajah, harimau, orang utan, itu kematian. Bukan karena perburuan, tapi karena hilangnya habitat," kata Aditya di Kantor Pusat WWF Indonesia di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa 17 September 2019

Kehilangan habitat, lanjut Aditya, memaksa para satwa bersinggungan dengan manusia. Aditya mengatakan, solusi dihadirkan tidak bisa langsung dengan evakuasi atau memindahkan mereka ke lingkungan yang bukan aslinya.

"Maka mau tidak mau dia (satwa) akan lari (mencari) di mana pakan itu masih ada, tak menutup kemungkinan, mereka akan mencari pakan ke wilayah yang menjadi tempat tinggal manusia di sana dia akan dianggap sebagai hama karena mengambil makanan dari perkebunan manusia," jelas Aditya.( https://www.liputan6.com)

perlu adanya berbagai pihak untuk mengatasi karhutla tersebut, memadamkan si jago merah tak bertuan secara bersama-sama. Bukan hanya menjadi tanggung jawab presiden beserta jajarannya.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2023 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp1,743,363,971 Rp1,873,569,697
93.05%
Belanja
Rp2,758,756,202 Rp2,983,190,231
92.48%

APBDes 2023 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp105,950,000 Rp194,581,207
54.45%
Hasil Aset Desa
Rp24,946,560 Rp22,473,703
111%
Dana Desa
Rp1,473,021,000 Rp1,473,021,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp139,446,411 Rp183,493,787
76%

APBDes 2023 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,041,477,574 Rp1,178,679,983
88.36%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp1,237,885,628 Rp1,246,720,824
99.29%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp37,477,000 Rp104,101,224
36%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp290,716,000 Rp296,238,200
98.14%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp151,200,000 Rp157,450,000
96.03%