
Karangsari, 11 Agustus 2025 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, Padukuhan Kopat, Karangsari, menggelar perlombaan unik dan bernuansa tradisional, yaitu lomba membuat kopat (ketupat) dan penjor. Kegiatan ini berlangsung meriah pada Sabtu (9/8) di Balai Padukuhan Kopat dengan partisipasi antusias warga dari berbagai lapisan masyarakat.
Dukuh Padukuhan Kopat, Dwi Nandanu, mengungkapkan bahwa ide perlombaan ini terinspirasi langsung dari nama padukuhan. “Karena nama Padukuhan kami Kopat, kami ingin membuat perlombaan yang memiliki keterkaitan erat. Lomba membuat kopat dan menghias penjor ini diharapkan dapat mempererat kebersamaan warga sekaligus melestarikan tradisi,” ujarnya. Kembali menurut Danu, penjor merupakan salah satu unsur penting di setiap acara perayaan bagi masyarakat Jawa. Sebab memiliki filosofi sebagai ungkapan rasa syukur pada Yang Mahakuasa. "Penjor juga menjadi lambang kemakmuran dan kejayaan," ujarnya.
Perlombaan membuat kopat menantang peserta untuk merangkai janur menjadi ketupat dengan bentuk yang rapi dan kencang dalam waktu terbatas, yakni 5 (lima) menit saja. Sementara itu, lomba membuat penjor menjadi ajang kreativitas warga untuk mempercantik bambu hias dengan ornamen tradisional dari bahan janur, bunga, dan hiasan bernuansa merah putih.
Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko, hadir langsung sekaligus menjadi salah satu juri perlombaan. Ia menyampaikan apresiasinya atas kreativitas warga Padukuhan Kopat. “Kegiatan ini luar biasa. Selain menjadi perayaan kemerdekaan, perlombaan ini juga mengangkat nilai kearifan lokal. Saya berharap dapat menjadi agenda rutin setiap tahun,” kata Ambar.
Suasana perlombaan berlangsung penuh canda dan tawa. Penonton bersorak memberikan semangat ketika peserta berhasil membentuk kopat atau menampilkan desain penjor yang unik. Panitia menyediakan berbagai hadiah menarik bagi para pemenang. Namun, bagi warga, kebersamaan dan kegembiraan pada hari itu menjadi momen yang paling berharga. Warga berharap kegiatan ini dapat menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya memeriahkan HUT RI, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya.
“Seru sekali. Anak-anak jadi tahu cara membuat ketupat dan belajar mencintai tradisi,” ungkap Siti, salah satu peserta lomba.
Dengan semangat gotong royong, Padukuhan Kopat membuktikan bahwa perayaan kemerdekaan dapat dikemas meriah sekaligus sarat makna, menggabungkan keceriaan dan pelestarian budaya.

