PT Pertamina menjadi tempat pertamanya mengabdi di Indonesia. Lalu pada 1976, Habibie ditunjuk untuk menjadi orang pertama yang memimpin PT Dirgantara Indonesia. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Vice President MBB, Habibie akhirnya benar-benar pulang pada 1978.
Dia pun langsung mendapat mandat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi. Jabatan itu dipegangnya dalam kurun waktu dua dekade dan ia juga memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis.
Kecerdasan Habibie di dunia penerbangan dibuktikan dengan keberhasilannya membuat pesawat terbang pertama buatan Indonesia, N250 Gatot Kaca. Pesawat yang sudah didesain apik ini mampu terbang tanpa mengalami oleng berlebihan, atau istilah penerbangannya dutch roll.
Desain awal pesawat itu dibuatnya selama lima tahun. Teknologi yang ditanamkan pun dirancang untuk tetap eksis hingga 30 tahun ke depan. Pesawat ini menjadi satu-satunya pesawat turboprop yang mengaplikasikan teknologi fire by wire. Bahkan pesawat yang dibuatnya sudah terbang 900 jam dan tinggal sejengkal untuk sertifikasi Federal Aviation Administration (AFF).
Tetapi sayangnya, saat krisis moneter melanda Indonesia pada 1996 hingga 1998, PT IPTN yang membawahi proyek itu tiba-tiba dihentikan oleh Soeharto. Selain itu, adanya syarat agar proyek dihentikan demi mendapat bantuan dari International Monetary Fund (IMF) juga membuat mimpi Habibie soal N250 Gatot Kaca kandas.
https://www.cermati.com/artikel/mengenal-sosok-bj-habibie-penemu-faktor-habibie-yang-dipakai-penerbangan-seluruh-dunia