Sabtu (8/9) Dusun Cekelan Karangsari Pengasih Kulon Progo adakan merti dusun untuk meriahkan tahun baru islam 1441 H. Banyak masyarakat turut andil dan mengapresiasi kegiatan tersesbut. Bahkan dihadiri turis asing dari Komunitas Bule Mengajar.
Acara merti Dusun Cekelan dimulai pukul 13.00 WIB dengan adanya kirab budaya. Enam RT yang ada di Dusun Cekelan memberikan penampilan untuk memeriahkan Merti Dusun tersebut. Setiap RT menampilkan kesenian kearifan lokal. Mulai dari perkenalan KB dan alat kontrasespsi, Program Stunting, Pos Kamling, Sambatan serta kegiatan yang dilakukan di Dusun Cekelan. Semua kegiatan dikemas dengan bagus dan tidak meninggalkan nilai dari kearifan lokal atau budaya tradisonal.
Adanya acara ini merupakan salah satu kegiatan masyarakat Desa Karangsari untuk melestarikan budaya leluhur. Dari semua dusun yang ada di Karangsari, Dusun Cekelan mengadakan acara ini untuk memeriahkan tahun baru islam atau bulan Suro.
Mujirin selaku Kepala Desa Karangsari memberikan penjelasan dari acara tersebut,
“Acara Merti Dusun ini dilaksanakan satu tahun sekali. Dimana ini adalah wujud syukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan. Untuk kegiatan ini dilakukan oleh seluruh masyarakat. Sebenarnya hampir semua pedukuhan memiliki acara ini, mulai dari Kamal, Kopat dan lainnya. Namun untuk acara di Cekelan ini bersamaan dengan tahun baru islam 1441 H, sehingga kegiatan ini benar-benar meriah dengan banyak masyarakat turut serta.”
Merti Dusun Cekelan ini pun mendapatkan banyak apresiasi dari beberapa bagian masyarakat. Bahkan ada 5 turis dari Komunitas Bule Mengajar turut serta dalam acara Merti Dusun. Lima turis ini pun tampak senang bergabung dengan masyarakat untuk Kirab Budaya dan Genduri di Sumur Sole.
Apresiasi baik pun dilontarkan oleh perwakilan Dinas Kebudayaan Kulon Progo. Dalam acara Genduri di Sumur Sole, perwakilan dari Dinas Kebudayaan menyampaikan kesan dan pesan untuk acara ini.
“Saya mewakili Dinak Kebudayaan, merasa senang saat masyarakat masih mau melestarikan kebudayaan. Saat melakukan kirab tadi, rasanya begitu menyenangkan. Tetap terus diadakan, suapaya terus menjadi pembelajaran dan contoh untuk anak bangsa.” Sambutan dari perwakilan Dinas Kebudayaan.
Kemudian beliau juga menyampaikan beberapa pesan untuk acara Merti Dusun ini, “Melihat kemajuan jaman ada beberapa pengaruh negative. Oleh karena itu dalam melestarikan budaya harus dilakukan dengan ikhlas serta jangan lupa untuk mengadakan pengembangan. Karena jika hanya saklek maka budaya akan tersingkir. Jadi, pakem tetap dilestarikan namun juga melihat dari segi estetika. Saya minta untuk para pemuda, silahkan membuat wadah untuk melestarikan budaya leluhur ini”
Harapan besar dari adanya acara ini tentu untuk melihat dan memperkenalkan kembali kearifan lokal yang ada di Desa Karangsari, khusunya di Dusun Cekelan. Sehingga masyarakat lebih mengenal dan lebih dekat dengan budaya leluhur. (Str)