SEJARAH mencatat, keris turut mewarnai fragmen peristiwa di masa lampau. Kisah tentang Arya Penangsang misalnya. Konon, ketika bertarung melawan Sutawijaya, ususnya terburai akibat tikaman tombak. Bersikeras tak mau kalah, usus yang keluar dia lilitkan pada gagang keris dan terus melawan. Namun sial, berniat menghabisi Sutawijaya, ususnya malah terpotong saat mencabut keris. Akibatnya, Arya Penangsang pun tewas.
Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor(damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik. Senjata tikam lain asli Nusantara adalah kerambit.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
Penggunaan keris tersebar pada masyarakat penghuni wilayah yang pernah terpengaruh oleh Majapahit, seperti Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatra, pesisir Kalimantan, sebagian Sulawesi, Semenanjung Malaya, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan (Mindanao). Keris Mindanao dikenal sebagai kalis. Keris di setiap daerah memiliki kekhasan sendiri-sendiri dalam penampilan, fungsi, teknik garapan, serta peristilahan.
Keris juga mempunyai hubungan antara tokoh dan keris. Sejarah mencatat Ada pula kisah Keris Mpu Gandring: senjata sakti yang berbalik menjadi kutukan. Pusaka tersebut menewaskan pemiliknya, Ken Arok, beserta tujuh keturunannya. Selain itu, pada foto pahlawan yang marak beredar; Pangeran Diponegoro, Kyai Mojo, dan Sentot Alibasyah Prawirodirjo, digambarkan membawa sebilah keris. Para tokoh yang punya kaitan cerita dengan keris itu barangkali tidak pernah menduga, saat kini keris masih dirawat dan tetap lestari, bahkan diakui sebagai pusaka warisan budaya dunia.
Keris Indonesia, mendapat pengakuan sebagai karya agung warisan dunia dalam berbagai dimensi kehidupan manusia yakni sebagai kesenangan (hobi) dan kelengkapan pelaksanaan ritual. Selain itu juga menunjukkan keunggulan budaya, karena keris merupakan produk kebudayaan sebagai lambang peradaban umat manusia di muka bumi yang mampu bertahan cukup lama mencapai berabad-abad. Adanya pengukuhan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) terhadap keris Indonesia sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia, memerlukan upaya pelestarian dan memelihara kelangsungan keris. Prof Nengah Duija menegaskan, keris juga mencerminkan nilai persahabatan (solidaritas) karena dapat digunakan sebagai cenderamata lintas budaya, bangsa dan agama.
Artikel ini bersumber dari:
https://www.tribunnews.com/regional/2015/05/16/unesco-akui-keris-indonesia-sebagai-warisan-dunia.
https://www.kediripedia.com/unesco-mengakui-keris-sebagai-warisan-dunia/