Budaya Desa, Ronda adalah Budaya Desa kategori Klasik
Membicarakan tentang Budaya Desa tentu saja akan membicarakan tentang ragam budaya yang ada di Desa. Ronda merupakan budaya desa yang masih terpelihara sampai saat ini, banyak sekali desa desa yang masih memelihara budaya ini. Budaya Desa yang satu ini dikebanyakan di khususkan untuk kaum laki-laki.
Seperti halnya Budaya Desa lainnya Ronda masuk dalam kategori budaya klasik yang mempunyai ciri tempat berkumpul berbentuk saung sebutan suku sunda, dan cakruk sebutan suku Jawa. Dan dalam Bahasa Indonesia biasa dikenal dengan Pos Keamanan Lingkungan atau pos Kamling.. Ronda dimanfaatkan oleh kaum laki-laki untuk saling menjaga tali silaturahmi antar warga dalam lingkup kecil biasanya dalam lingkup satu Rukun Tetangga atau satu RT.
Jika di jawa Pos Kamling biasanya dilengkapi dengan Kentongan yang setiap satu jam sekali dipukul sesuai Jam. Dan Juga table isyarat Bunyi kentongan yang menandakan kejadian sesuatu yang sedang terjadi,. Budaya Desa ini bertujuan menjaga keamanan lingkungan di malam hari, terkadang petugas piket Ronda berpatroli mengelilingi lingkungan. Sebelum petugas piket ronda datang ke Pos Kamling biasanya didahului dengan Budaya Desa Jimpitan dari rumah kerumah.
Dahulu Budaya Desa jimpitan, petugas piket mengambil sejumput beras di setiap rumah warga, namun seKarang Budaya Desa Jimpitan yang dijimpit adalah uang koin antara Rp.100,00 sampai dengan Rp. 1.000,00. Hasil jimpitan dikumpulkan dan di setorkan ke Bendahara RT untuk dimasukkan dalam Pendapatan RT.
Budaya Desa Ronda tidak mengenal jabatan,Kasta dan agama
Siapapun orangnya dan apapun jabatannya, Budaya Ronda merupakan Budaya Desa yang menghilangkan sekat karena jabatan, kasta. Dan agama. Setiap individu warga mempunyai kewajiban yang sama untuk piket Ronda. Bahka jika tidak hadir piket berkewajiban memberitahukan petugas piket ronda lainnya yang sama jadwalnya.Budaya Desa ini efektif menjaga keamanan lingkungan dan keharmonisan warga dalam lingkungannya. (donat,19-07-2019)